rambipuji

rambipuji
gg.scorpion rambipuji jember

Minggu, 04 Desember 2011

Banjir mengepung Nusantara
None

Sindonews.com - Musim hujan belum mencapai puncaknya tetapi bencana banjir telah terjadi di beberapa tempat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan puluhan kabupaten atau kota di Jawa dan luar jawa dilanda banjir pada Desember 2011 hingga Januari 2012.

Setelah Nias Selatan banjir dan tanah longsor pada 30/11. Pada hari Sabtu lalu tercatat banjir terjadi di Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Beberapa tempat di Kalimantan juga terjadi banjir.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengyebutkan, di Desa Bela Papu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi pada 3 Desember 2012 sekira pukul 15.20 Wita terjadi banjir bandang.  Hujan yang berlangsung sejak hari Jumat hingga Sabtu menyebabkan lima sungai meluap, yaitu Sungai Magila, Pangale, Rarono, Tamorae dan Oo. Banjir bandang hanya berlangsung 30 menit dari pukul 15.00-15.30 Wita, kemudian surut.

Dampaknya, empat orang tewas, 240 KK (400 jiwa) dievakuasi ke tempat yang aman, 100 rumah rusak berat, 75 rumah rusak ringan, 2 jembatan putus. BPBD Sulteng telah berkoordinasi dengan unsur terkait untuk melakukan penanganan darurat. "Bantuan makanan sudah dikirimkan," terang Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/12/2014).

Menurut dia, di Jawa Tengah banjir terjadi di Kabupaten Pati, Kudus, dan Magelang. Banjir di Kecamatan Sukolilo, Pati  terjadi di 10 desa. Tercatat dua orang meninggal yaitu satu warga Desa Wegil, Jarmi (65 th) dan seorang warga Desa Prawoto, bernama Rebo (65 th).

Selain itu 59 rumah roboh, 54 rusak berat, 16 jembatan ambrol dan estimasi warga terkena dmpak sebnyk 2.000 KK. BPBD Jawa Tengah dan BPBD Pati telah melakukan koordinasi dengan semua unsur untuk melakukan koordinasi. "Tadi pagi bantuan peralatan dan logistik, seperti makanan siap saji, obat-obatan, pakaian dan lainnya telah dikirim ke lokasi," imbuh Sutopo.

Sementara di Magelang semua sungai yang mengarah ke arah barat dari Merapi terjadi banjir lahar dingin. Tetapi tidak menimbulkan korban. Di Jember, banjir terjadi di Kecamatan Rambipuji, tapi tidak ada korban. "Hanya ratusan rumah terendam banjir," ujarnya.

Ratusan rumah di dua desa yakni Desa Ketapang dan Temon, Kecamatan/Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, terendam air setinggi lebih dari satu meter, pada Sabtu, kemarin. Banjir diakibatkan meluapnya Sungai Lusi yang tidak mampu menampung air akibat hujan deras yang mengguyur Kabupaten Grobogan dan sekitarnya selama empat jam.

Selain merendam ratusan rumah, banjir juga memakan korban jiwa. Korban, Supritanto, warga Desa Temon, tewas akibat tersengat arus listrik. Sekadar diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan puluhan kabupaten atau kota di Jawa dan luar jawa dilanda banjir pada Desember 2011 hingga Januari 2012.

Banjir melanda di Jawa pada Desember 2011 hingga Januari 2012. Berdasarkan prediksi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Banjir tersebut diperkirakan akan melanda sekitar 98 kabupaten atau kota di Pulau Jawa. Sedangkan diseluruh Indonesia sekitar 172 kabupaten/kota yang berisiko tinggi terkena bencana banjir, termasuk 118 kabupaten kota berisiko sedang.

Banjir yang akan melanda sebagian wilayah Indonesia, disebabkan tingginya densitas curahan hujan. Hal tersebut disebabkan tingginya suhu permukaan laut. Prakiraan potensi banjir dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Kementerian Pekerjaan Umum dan Bakosurtanal hingga Januari 2012 mendatang terdapat 11 provinsi yang memiliki potensi tinggi banjir.

Ke-11 provinsi tersebut adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,  Jawa Timur. Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Kalimantan Barat.

Sementara itu Badan Geologi memprediksi, 16 provinsi yang diidentifikasi terkena longsor. Provinsi itu adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Banten, Jabar, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Begkulu, Jambi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua.

Anggaran banjir
Kementerian Pekerjaan Umum mengalokasikan anggaran sekitar Rp5triliun-Rp6 triliun untuk pengendalian banjir dalam APBN 2012. Angka tersebut, naik sekitar 25% hingga 50% dari total anggaran pengendalian banjir tahun ini. Anggaran tersebut akan digunakan untuk pengendalian banjir kegiatan lanjutan tahun sebelumnya, dan juga untuk dana darurat pengendalian banjir.

Beberapa proyek yang menjadi prioritas dalam penanganan banjir itu a.l normalisasi sungai di beberapa daerah seperti di Sulawesi Selatan, Gorontalo, DKI Jakarta, serta Sungai Bengawan Solo yang kapasitasnya menurun karena sudah selama 40 tahun belum dilakukan normalisasi.

Untuk kegiatan normalisasi sungai Bengawan Solo itu saja, katanya, anggaran yang dibutuhkan yakni Rp1,5 triliun dengan masa pekerjaan selama tiga tahun anggaran. Proyek lainnya yakni normalisasi Sungai Citarum dengan kebutuhan anggaran Rp800 miliar, dan normalisasi tiga kali di DKI Jakarta yakni Kali Pesanggrahan, Kali Angke, dan Kali Sunter, dengan total anggaran Rp400-500 miliar.

Selain normalisasi sungai, anggaran itu juga akan digunakan untuk antisipasi penangan banjir di wilayah Jabodetabek, berupa pengadaan 51 pompa air untuk waduk, 245 pompa pengendali banjir, 36 pintu pengendali banjir, serta pembangunan drainase di daerah titik rawan banjir di Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar