Tanda Kekuasaan Allah Pada Penciptaan Manusia.. SUBHAANALLOOH!!!
Tanda Kekuasaan Allah Pada Penciptaan Manusia
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ (12) ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (13) ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah [01]. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani
[02] (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani
itu Kami jadikan segumpal darah [03], lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging [04], dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang [05], lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging [06]. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain
[07]. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”. [QS.
al-Mukminun (23):12-14]
Proses Setetes Air Mani
Cobalah lihat setetes mani itu dengan pandangan bashirah. Mani adalah setetes air yang hina, lemah dan kotor. Bila dibiarkan sebentar saja, niscaya akan rusak dan bau.
Coba perhatikan, bagaimana Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa mengeluarkannya dari tempat yang terletak diantara tulang sulbi dan tulang dada.
Air mani tersebut berjalan -dengan kudrat-Nya- mengikuti kehendak-Nya dengan penuh ketundukan. Kendati jalur yang dilalui sangatlah sempit dan cabang-cabang yang dilewati sangatlah banyak, namun ia tetap berjalan menuju tempat bermukim dan berkumpul.
Coba lihat bagaimana Allah memadukan antara lelaki dan perempuan dan menanamkan raca cinta diantara keduanya. Lalu Allah mengikatnya dengan mata rantai syahwat, cinta dan hubungan badan yang merupakan sebab terciptanya seorang anak manusia. Cobalah renungkan bagaimana Allah mentakdirkan pertemuan anatara dua jenis cairan (mani laki-laki dan mani perempuan), padahal sebelumnya keduanya sangat berjauhan. Allah menggiringnya dari urat yang paling dalam, lalu mempertemukannya di satu tempat yang kokoh, suatu tempat yang tidak ada udara yang dapat merusaknya, tidak pula hawa dingin yang akan membuatnya beku dan tidak ada sesuatu yang mengganggunya dan tidak ada pula perusak yang menjamahnya.
Kemudian Allah merubah setetes air mani yang putih bersih itu menjadi segumpal darah yang berwarna merah kehitam-hitaman. Kemudian merubahnya menjadi sekerat daging yang berbeda dengan segumpal darah tadi, baik warna, hakikat maupun bentuknya. Kemudian Allah menjadikan baginya tulang-belulang yang masih polos, belum terbungkus, yang berbeda dengan sekerat daging tadi, baik bentuk, keadaan, kadar, sensitifitas dan warnanya.
Lalu coba perhatikan pula bagaimana Allah memilah-milih bagian-bagian yang nyaris sama itu menjadi urat-urat syaraf, tulang-belulang, otot-otot, tulang-tulang rawan, cairan-cairan serta alat-alat tubuh yang sangat lunak dan lain-lainnya…
Kemudian mengikat alat tubuh yang satu dengan yang lainnya dengan pengikat yang sangat kokoh dan kuat, pengikat yang tidak mudah terurai. Lalu perhatikan bagaiman Allah membungkusnya dengan daging, menyusunnya sedemikian rupa, lalu menjadikannya sebagai pembalut dan pelindung tubuh.
Renungan
Kemudian al-Imam Ibnul Qayyim melanjutkan pembicaraannya tentang setetes air mani ini :
Sekarang coba lihat setetes air mani itu, perhatikanlah dengan seksama bentuk awalnya, kemudian bentuknya setelah melalui proses. Sungguh, sekiranya jin dan manusia berkumpul untuk menciptakan pendengaran, penglihatan, akal, kemampuan, ilmu, ruh atau satu tulang saja -yakni tulang yang sangat kecil-, atau satu urat saja yang sangat halus atau sehelai rambut saja, niscaya mereka tidak akan mampu menciptakannya. Itu semua merupakan tanda-tanda ciptaaan Allah yang menciptakan segala sesuatu dengan rapi, menciptakan manusia dari setetes mani yang hina.
al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
Allah subhanahu wata’aala menganjurkan agar kita merenungi penciptaan manusia pada beberapa ayat dalam kitab-Nya. Allah berfirman :
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? [QS. ath-Thariq (86):5]
Allah juga berfirman :
dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan [QS. adz-Dzariyat (51):21]
Allah juga berfirman :
Hai
manusia, kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur); maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
seumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar
Kami jelaskan kepadamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami
kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai pada
kedewasaan, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula)
diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupunyang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu
lihat bumi ini kering, kemudian apabila Kami turunkan air diatasnya,
hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah [QS. al-Hajj (22):5]
Allah juga berfirman :
Apakah
manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung
jawaban). Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke
dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah
menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya
sepasang: laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat)
demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati? [QS. al-Qiyamah
(75):36-40]
Allah juga berfirman :
Bukankah
Kami menciptakan kamu dari air yang hina, kemudian Kami letakkan dia
dalam tempat yang kokoh (rahim), sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami
tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan. [QS.
al-Mursalat (77):20-23]
Allah juga berfirman :
Dan
apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari
setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! [QS.
Yasin (36):77]
Banyak ayat di dalam al-Qur’an yang mengajak manusia unuk melihat dan
berfikir tentang asal-muasal penciptaan dirinya, perjalanan hidupnya dan
kesudahannya. Sebab, diri dan tubuhnya merupakan tanda yang paling
besar yang menunjukkan keagungan Penciptanya. Sesuatu yang paling dekat
kepada manusia adalah dirinya sendiri. Dalam dirinya itu terdapat
keajaiban-keajaiban yang menunjukkan ke-Maha Agung-an Allah yang tidak
akan putus-putusnya bila diamati sebagiannya saja. Sementara manusia
melalaikannya dan tidak mau memikirkannya. Andaikata ia mau berfikir
sejenak saja tentang dirinya dan melihat keajaiban ciptaan Allah pada
dirinya, niscaya dia akan mengutuk dirinya yang kafir dan menentang
Allah.Allah subhanahu wata’aala berfirman :
Binasalah
manusia; alangkah amat sangat kekafirannya. Dari apakah Allah
menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu
menentukannya. Kemudian Dia memudahkan jalannya, kemudian Dia
mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur, kemudian bila Dia
menghendaki, Dia membangkitkannya kembali. [QS. 'Abasa (80):17-22]
Allah berulang kali mengetuk telinga dan akal pikiran kita dengan
penyebutan hal tersebut agar kita mendengar kata setetes mani, segumpal
darah, sekerat daging dan tanah, bukanlah untuk kita ucapkan begitu
saja, dan bukan pula sekedar memberitakan hal tersebut, namun tujuannya
untuk sebuah hikmah di balik itu semua. Itulah yang menjadi tujuan
penyebutannya dan itulah yang akan kita bicarakan.”(Sumber : Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq)
Tafakkur
dan Merenung Lagi.. Tentang Asal Usul Kita.. Dari Air Mani yang Hina –
Segumpal Darah – Segumpal Daging – Ditiupkan Ruh, Kemudian Jadilah Kita
[Perhatikan Foto Tersebut].. Pantaskah Kita Sombong?.. Pantaskah Kita
Menolak Untuk Tunduk Kepada Allah?.. Pantaskah Kita Selalu Mendurhakai
Allah?.. Pantaskah Kita Selalu Mengedepankan Akal dan Nafsu Kita
Daripada Aturan-Aturan Allah?.. Pantaskah Kita Menghina dan Meremehkan
Orang Lain?.. Siapakah Kita?.. Dari Mana dan Dari Apa Kita Berasal?..
“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.”(QS 16 An-Nahl Ayat 4).
“Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air mani, maka tiba-tiba ia menjadi penentang yang nyata!”
(QS 36 Yaasiin Ayat 77).
suber dari:http://www.kajianislam.net
SETETES AIR HINA
Keajaiban dunia ada pada dirimu
Coba kamu perhatikan asal kejadianmu
Hanya dari setetes air hina yang memancar
Yang tersimpan dalam rahim
Mengandung jutaan sel
Tapi hanya satu sel yang dapat menembus ke dinding rahim
Di dalam rahim berkembanglah setetes air hina tadi
Menjadi segumpal darah, kemudian menjadi daging
Daging terbungkus tulang belulang ditutup dengan kulit
Lalu berkembang dengan izin Allah
Lengkap dengan seluruh anggota tubuh yang diperlukan dalam hidup
Kemudian ditiupkan rohNya
Maka jadilah kamu sosok manusia
Allahu Akbar
Hanya dari setetes air hina
Muncul makhluk yang menjadi khalifah di muka bumi
Hanya dari setetes air hina
Muncul tokoh-tokoh dunia yang menggemparkan sejarah kehidupan
Hanya dari setetes air hina
Muncul pemikir-pemikir ulung yang merubah dunia
Hanya dari setetes air hina
Muncul dunia baru dengan segala kecanggihannya dan kemegahannya
Allahu Akbar
Dengan setetes air hina
Allah menunjukkan tanda-tanda kekuasaanNya
Bagi kaum yang berakal
Bagi kaum yang berpikir
Bagi kaum yang mengambil pelajaran
Bagi kaum yang berilmu
Dengan melihat asal kejadianmu
Kesombongan musnah dengan sendirinya
Bagaimana mau sombong ?
Kalau asal muasal kamu cuma dari setetes air hina, air mani.
Allahu Akbar
Dengan kebesaranNya
Allah menunjukkan kepada manusia
Cukup dengan melihat asal kejadiannya
Dengan peristiwa yang kelihatannya sederhana
Muncul makhluk yang tak habis-habisnya menjadi obyek ilmu pengetahuan
Sampai saat ini bahkan sampai kiamat tiba
Manusia tak akan mampu secara sempurna mempelajari manusia
Manusia tak mampu seratus persen menggali dirinya sendiri
Manusia begitu lemah berhadapan dengan dirinya sendiri
Apa yang mau disombongkan ?
Dari setetes air hina
Berabad-abad manusia tidak tuntas mempelajarinya
Dari hanya setetes air hina
Muncul misteri yang amat rumit dipecahkan sampai saat ini
Tak ada manusia yang mampu menciptakan setetes air hina ini
Setetespun !
Air hina yang ada pada manusia
Bukan ciptaan manusia, tapi ciptaan Allah
Jadi, sejenius apapun manusia
Air mani setetespun tak sanggup dibuatnya
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Hanya kepada Engkaulah ya Allah
Hamba yang berasal dari setetes air dianggap hina
Mengetuk pintu ampunanMu
Mengetuk pintu kasih sayangMu
Mengetuk pintu taufik dan hidayahMu
Dan izinkan hamba untuk bersujud dihadapanMu
Yang Maha Besar dan Yang Maha Agung
Karena tanpa izinMu, ya Allah
Hamba tak akan mampu sujud
Hamba tak akan mampu bersyukur
Hamba tak akan mampu mengucapkan puji-pujian padaMU, satu katapun
Hamba yang hina ini, menghinakan diri di hadapanMu, Ya Allah.
situs:kompasiana
Coba kamu perhatikan asal kejadianmu
Hanya dari setetes air hina yang memancar
Yang tersimpan dalam rahim
Mengandung jutaan sel
Tapi hanya satu sel yang dapat menembus ke dinding rahim
Di dalam rahim berkembanglah setetes air hina tadi
Menjadi segumpal darah, kemudian menjadi daging
Daging terbungkus tulang belulang ditutup dengan kulit
Lalu berkembang dengan izin Allah
Lengkap dengan seluruh anggota tubuh yang diperlukan dalam hidup
Kemudian ditiupkan rohNya
Maka jadilah kamu sosok manusia
Allahu Akbar
Hanya dari setetes air hina
Muncul makhluk yang menjadi khalifah di muka bumi
Hanya dari setetes air hina
Muncul tokoh-tokoh dunia yang menggemparkan sejarah kehidupan
Hanya dari setetes air hina
Muncul pemikir-pemikir ulung yang merubah dunia
Hanya dari setetes air hina
Muncul dunia baru dengan segala kecanggihannya dan kemegahannya
Allahu Akbar
Dengan setetes air hina
Allah menunjukkan tanda-tanda kekuasaanNya
Bagi kaum yang berakal
Bagi kaum yang berpikir
Bagi kaum yang mengambil pelajaran
Bagi kaum yang berilmu
Dengan melihat asal kejadianmu
Kesombongan musnah dengan sendirinya
Bagaimana mau sombong ?
Kalau asal muasal kamu cuma dari setetes air hina, air mani.
Allahu Akbar
Dengan kebesaranNya
Allah menunjukkan kepada manusia
Cukup dengan melihat asal kejadiannya
Dengan peristiwa yang kelihatannya sederhana
Muncul makhluk yang tak habis-habisnya menjadi obyek ilmu pengetahuan
Sampai saat ini bahkan sampai kiamat tiba
Manusia tak akan mampu secara sempurna mempelajari manusia
Manusia tak mampu seratus persen menggali dirinya sendiri
Manusia begitu lemah berhadapan dengan dirinya sendiri
Apa yang mau disombongkan ?
Dari setetes air hina
Berabad-abad manusia tidak tuntas mempelajarinya
Dari hanya setetes air hina
Muncul misteri yang amat rumit dipecahkan sampai saat ini
Tak ada manusia yang mampu menciptakan setetes air hina ini
Setetespun !
Air hina yang ada pada manusia
Bukan ciptaan manusia, tapi ciptaan Allah
Jadi, sejenius apapun manusia
Air mani setetespun tak sanggup dibuatnya
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Hanya kepada Engkaulah ya Allah
Hamba yang berasal dari setetes air dianggap hina
Mengetuk pintu ampunanMu
Mengetuk pintu kasih sayangMu
Mengetuk pintu taufik dan hidayahMu
Dan izinkan hamba untuk bersujud dihadapanMu
Yang Maha Besar dan Yang Maha Agung
Karena tanpa izinMu, ya Allah
Hamba tak akan mampu sujud
Hamba tak akan mampu bersyukur
Hamba tak akan mampu mengucapkan puji-pujian padaMU, satu katapun
Hamba yang hina ini, menghinakan diri di hadapanMu, Ya Allah.
situs:kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar